Jumat, 27 Februari 2009

BERBAGI WAKTU: ANTARA MENIMBA ILMU DAN MEMBURU "DINAR"
Oleh: Jannatul Husna


Beberapa hari terakhir ini saya sedikit dibuat kalimpusieng karena harus membagi waktu antara tetap konsen belajar sambil mengais rezeki (memburu ringgit, heheh). Maklum, keduanya harus berjalan sama, karena tuntutan diri--lebih-lebih--menaja keperluan keluarga di kampung sana. Bekerja sambil kuliah, begitulah cerita suratan kali ini.

Tidak seperti kebanyakan kawan-kawan lain di Malaysia, walaupun saya harus ekstra keras membuat projek penelitian dosen di ruangan khas (kampus) mahupun di bilik rumah, namun saya tetap merasa beruntung. Karena tidak ramai yang punya kesempatan begitu. Mayoritas sahabat saya mesti bertandang ke rumah-rumah penduduk Melayu untuk private (mengajar ngaji al-Quran) anak-anak mereka. Dan tidak jarang pula, mereka harus bekerja sebagai pelayan kedai, menjadi sopir, jualan pulsa, menyebar brosur, dsb. Itulah hidup, kawan!

Huh...

Hari ini, meskipun jadual ujian semester kian dekat, yang berarti waktu libur pun telah hampir tiba. Saya tampaknya terpaksa menangguhkan kepulangan ke tanah air. Tidak lain adalah demi menyelesaikan kontrak kerja sebagai Research Assistant sekaligus menyiapkan bahan-bahan Thesis. Duh! Tak terasa, hampir kelar juga tahapan kedua ini. Saya yakin, keluarga saya tercinta, di Kabun dan Tanjung Ampalu sana, masih boleh tabah menunggu kepulangan ini. Toh, semasa penulisan Thesis nanti saya akan banyak menghabiskan masa bersama mereka. Semoga hutang-hutang itu dapat terbayarkan, kalaupun belum bisa lunas seutuhnya.

Benar kata ahli hikmah, kesibukan kerja itu terlalu banyak melebihi waktu yang ada (al-wajibat akthar min al-awqat). Tulisan ini tidak lebih sebenarnya sebagai peringatan kepada diri sendiri tentang; kerjakan urusan lain setelah menyelesaikan satu pekerjaan! Jangan pernah menunda-nunda waktu, karena kesempatan itu belum tentu datang untuk kali kedua.

Duhai Jannatul, teruslah mengukir prestasi walau banyak kewajiban menindih pundakmu yang kerdil, sedikit namun berterusan. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepadamu, kepada kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar