Kamis, 04 September 2008

Bersantai Sejenak

Ramadan di Negeri Pak Lah
Oleh: Ibn Ali Nuar

menatap lembayung senja yang hampir tiba...
disudut kota, terdengar sayup hampir tak tergapai oleh indra
suara lirih para penikmat kalam-Nya, jauh dan langka!
mencoba untuk mendendangkan walau dalam bisik...

kemarin, hari ini, dan mungkin esok saya harus berjalan lagi...
mencari berkah ramadan, dari surau ke masjid
dan terkadang dengan "terpaksa" harus ke d' art corner
memesan nasi putih cukup dengan "telur dadar", he..he..

ramadan, memang terasa berat
di tengah beban dan tugas yang menumpuk
tetapi jihad itu mesti terlaksana dengan baik,
apapun aral yang mungkin ada
duhai tuhan, tatapan ini hampir sayu...
energi ini hampir layu...
berkatilah perjalanan ini,
karena hamba belajar untuk terus tulus dan terus, menempuh jalan ini...

di sini tak ada kokok ayam dini hari,
dan indahnya senandung "yuyui" di petang hari
seperti ia pernah menyapa beberapa tahun yang lalu
di kampung sana, nan jauh di mato tetapi sentiasa di hati

"kampuang nan jauh di mato, gunuang sansai bakuliliang
den takana jo kawan-kawan nan lamo
sangkek den ba suliang-suliang"

"panduduaknyo nan elok, nan suko ba gotong royong
sakiek jo sanang, samo-samo diraso
den takana jo kampuang"...

apapun, keberkatan bulan ini harus tetap dinikmati
setidaknya menghibur diri walau dengan apa dan seadanya...

kuala lumpur, ramadan 1429H/september 2008M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar