Rabu, 22 Oktober 2008

Laporan Syamsuar; STIPer Tak Terdaftar
(Sebuah Ulasan Ringan)
Oleh: Jannatul Husna

"Sungguh di luar dugaan, dunia pendidikan di Kabupaten Sijunjung melakukan pembohongan publik. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPer) yang didirikan Yayasan Pendidikan Sawahlunto Sijunjung (YAPSAS) sejak 2002, ternyata tidak terdaftar apalagi terakreditasi. Sehingga Ijazah yang dikeluarkan sama dengan nilai sertifikat pelatihan, karena lulusannya tidak diakui lembaga resmi.

Selama enam tahun berlalu, telah terjadi pembohongan dan pembodohan terhadap masyarakat. Untuk itu kasus STIPer ini perlu diusut tuntas, karena dana APBD yang dianggarkan selama 6 tahun sudah Rp2 miliar lebih. Kemudian mahasiswa yang kuliah di sana juga dikirimkan dari masing-masing nagari dengan mempergunakan Dana Alokasi Umum Nagari (DAUN) setiap tahunnya sampai tamat...

”Untuk itu, disarankan STIPer ditutup saja, kemudian pengelola harus bertanggung jawab dan mahasiswa yang ada supaya dipindahkan kepada perguruan tinggi yang terakreditasi...."
Demikian Drs. Syamsuar Dt. Malintang Sati Anggota Fraksi Nasioanl Religius, DPRD setempat.

Sebuah Ulasan Ringan

Berita Padang Ekspress yang menurunkan laporan tentang STIPer tak Terdaftar” (orang Malaysia cakap tak dii'tiraf) pihak terkait, memang sebuah ironi dan amat mengejutkan banyak pihak, termasuk saya yang sedang belajar di University of Malaya. Entah itu menunjukkan kondisi riil pengelolaan pendidikan secara umum di Tanah Air atau sekedar menggambarkan carut marut sistim pendidikan sektoral sahaja? Mudah-mudahan kejadian yang menimpa Ranah Lansek Manih ini tidak berlaku sama dengan institusi pendidikan di daerah lain.(lihat lebih lanjut http://www.padangekspres.co.id/content/view/20857/112/)

Beberapa waktu yang lalu, dalam isu yang berbeda tapi saling terhubung cukup erat, saya pernah menulis, bahwa Sijunjung tidak saja kehilangan wibawa dalam dunia pendidikan, tetapi juga menghadapi kehilangan adagium "Ranah Lansek Manih-nya", karena tumbuhan yang menjadi "slogan" ini hampir saja punah. Kurang yakin, mari kita lihat ke pelosok negeri sekalipun. Mana ada budi daya tanaman Lansek di Sijunjung hari ini? Yang masih ada pun berangsur pergi dengan dilalap oleh benalu pembunuh. Saya khawatir, merek itu tinggal kenangan sahaja lagi, mungkin tidak menunggu lama?

Lalu bagaimana dengan STIT AL-Yakin? Adakah lembaga yang satu ini bernasib sama seperti STIPer? Semoga ada laporan selanjutnya, kita tunggu atau jika tidak muncul, kita buru!

Jannatul Husna (Putra Sijunjung, sekarang tinggal di Kuala Lumpur)

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum Wr Wb
    Hi kanda di seberang sana, sebuah perjuangan yang sangat pantas dapat apresiasi dari seluruh masyarakat minangkabau pada umumnya. badan boleh jauh, tapi hati dan perhatian tetap di jantung negeri. sangat berbeda dengan pemuda pada umumnya di negeri ini. mereka di kampung sendiri, tapi hati dan perhatian mereka entah kemana-mana. walaupun yang bang sorot hanya daerah abang, tapi tidak tertutup kemungkinan semua daerah kita ini pantas merenungkan daerahnya setelah membaca tulisan indah ini. wallahu a'lam.

    berjuang trus bro, eh kanda, heheheh...

    BalasHapus